![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9D5uuf5Y0x5DHJZ4RwUaCGxOFA6c3RMj5Oy14p0GbyjLst1uw5YXcz5-Oy9nTomcP42QxzmtE8qbq5FY5FnhpyJkxKumoAUGoGGD_t5nWDNQaLw0o-ieIsDmxYH3N-oF4abox7mKZ81k/s1600/demo+reformasi.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_oxaUIOTr6BRckUz5d6fDFl5hz4HD3DOiW3SsfaYC2aCzjZ6n_XusWmzcIr09HxCs5B3Gab4wCZZc8SczBBuyrRmCI_O1KY2eawa5FbgagqqjODxyqKUHrvbmjoJNn4OcfVmSURhFxsU/s200/suharto+turun.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn2WGR-lnXjxyLs6VeoaVZazZWs-FT1Wi4fX-glR4xorMRaDivCd4B1nqPnNyLRhi5Tmq2eGXItqIBhyphenhyphenoz-fP-IU5TG4fVb228E3QuqkYGXkwEJwk1I-ISb840epuIeiTysthnuZCwgWk/s1600/Amin+Rais.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLX_t7VvWYFpT_paXGpQQrlFgR8fOyz1H3kQvNABb0_8VEMxWlCUfbSEG3lHaC7pwGtVeJIjg3kmPqfp2g6tan4dPaPv4b_hjX7wqN9fjcq5tD6gb6ZZMYHkFP1vH9azYcBJZHwSnnQEg/s200/buku+suharto.jpg)
Kalau mungkin dari kacamata pak Amin Rais petrus itu sebuah kejahatan kemanusiaan yang dilakukan orde baru, tapi dari kacamata rakyat secara keseluruhan, rakyat menerimanya dengan sebuah kondisi terciptanya suasana rasa aman diamana-mana, tidak seperti sekarang perampokan, pembegalan meraja lela, polisi seperti tidak berdaya menghadapi kejahatan ini. Didesa-desa atau kampung kalau ada penduduk yang menjual hasil panen jangan berharap pada malamnya ia bisa tidur nyenyak, demikian pula jika ada yang menggelar hajatan atau pesta pada malamnya jangan berharap ia akan dapat beristirahat tenang, salah-salah kotak sumbangan yang berisi amplop undangan bisa lepas dari pandangan mata, belum lagi jika pada waktu jaman orba orang bawa kendaraan jam berapapun tidak ada rasa khawatir untuk dibegal karena pelakunya bisa dipetrus, tapi sekarang jangankan malam hari siang haripun jangan coba-coba bawa kendaraan sendirian ditempat sepi lagi, pasti kalau tidak motor melayang nyawa yang melayang.
Masih kata pak Amin lagi sekarang ini desentralisasi lebih baik dibanding jaman orde baru yang sentralistik, istilah kerennya jaman otonomi daerah. Padahal sekarang ini rakyat didaerah hidup seperti dizaman penjajah karena setiap yang dilakukan masyarakat selalu dikejar-kejar dengan yang namanya PAJAK, sekarang ini apa sih yang kena pajak (pungutan) makan nasi dipinggir jalan aja kena pajak apalagi parkir kendaraan udah dihitung pake waktu lagi, alasan sangat sepele demi ngejar setoran yang namanya PAD, pemerintah daerah genjot habis rakyatnya untuk narikin pajak, ujung-ujungnya otonomi daerah cuma menciptakan raja-raja kecil didaerah dengan menggenjot habis rakyatnya, persis hidup dizaman penjajah, cuma bedanya dikit waktu narikin pajak petugasnya nggak pake moncong senapan.
Satu lagi yang dibangga-banggakan Pak Amin dengan reformasinya, yaitu penghapusan dwi fungsi ABRI, sebenarnya kalau dikaitkan dengan teori enviroment (Alexander Van Homblodt) yang mengklasifikasi prilaku masyarakat berdasarkan lingkungan, orang Asia dimana didalamnya termasuk Indonesia umumnya memiliki semangat juang yang sangat lemah, malas dan cenderung senang diperintah tetapi memiliki inteletualtual dan temparemen tinggi. Nah, kalau dikaitkan dengan teori ini sepertinya rakyat Indonesia masih layak dipimpin oleh militer, biar rakyat Indonesia itu tidak malas, punya semangat disiplin tinggi dan pemerintah punya wibawa, tidak seperti sekarang pemerintah dianggap kurang wibawa, masak orang lebih mendengar omongan Pak Aburizal dari pada omongan Presidennya. contoh lain sekarang ini sesuatu yang benar, padahal memang benar tapi bisa jadi salah kalau didemo, dan yang salah bisa jadi benar kalau pake demo, maka para pendemo sekarang ini kalau tuntutannya tidak terpenuhi pasti pake ancaman akan mengerahkan massa yang lebih besaaaar lagi, kenapa ini terjadi karena masyarakat kita kurang disiplin, dan supaya disiplin ya harus gaya militer bukan dengan gaya sipil yang cocok cabut kalau didemo.
Terlepas kita banding-bandingkan mana yang lebih baik antara orde baru dengan orde reformasi, yang jelas orde baru sudah selesai, sekarang bangsa Indonesia memasuki orde reformasi, tidak mungkin rasanya kita harus kembali ke zaman orde baru. Di era perjalaan 13 reformasi, hasil survey indo barometer terlepas ada yang kurang atau tidak barangkali menjadi arif kalau itu dijadikan semacam referensi bahwa ternyata masih ada yang kurang setelah 13 tahun reformasi bergulir.
Seeeeeemoooooooogaaaaaa !!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa komen nya...