JANGAN SIA-SIAKAN HIDUPMU DENGAN NARKOBA... JANGAN BERLAKU BODOH... STOP !!! SEKARANG JUGA

Sabtu, 30 April 2011

Catatan UN 2011

UN sma baru saja usai, tidak kurang 450 milyar habis digunakan untuk mensukseskan hajat nasional ini, andaikan duit segitu digunakan untuk melengkapi sarana belajar sekolah, barangkali 5 tahun kedepan mutu pendidikan kita akan nyata terlihat hasilnya, tidak seperti UN yang nota bene hasilnya tidak jelas, karena mulai dari proses sampai endingnya selalu penuh rekayasa. Jadi ....
tidak salah kalau kemudian banyak orang bilang UN itu bukan untuk mengukur tingkat pendidikan, tetapi proyek nasional mengatasnamakan pendidikan, jadi tentunya banyak orang berkepentingan untuk tetap mempertahankan proyek UN. Dari kacamata guru, kalau disurvey secara nasional barangkali tidak lebih 10 prosen yg menyatakan persetujuannya, selebihnya mereka menolak yg namanya UN, bukan lagi dengan kata menolak tetapi menentang keras, karena mereka sangat tahu adanya proyek UN sama saja dengan pengebirian hak-hak guru (kalau tidak disebut pembunuhan karakter).
PGRI sebagai representasi para guru, berkaitan dengan UN sudah melakukan langkah-langkah hukum intinya agar apa yg menjadi hak guru harus dikembalikan pada guru, hasilnya mulai dari pengadilan tingkat pertama sampai kasasi, UN dianggap melanggar undang-undang dan pemerintah harus menghentikannya, tapi faktanya proyek UN jalan terus dan pemerintah telah mengabaikan putusan pengadilan. tapi yg namanya pemerintah bukan kali ini saja mengabaikan putusan pengadilan... yaaaah namanya proyek,...ya hrs jalan terus !!!
UN 2011 ini berbeda dengan UN tahun lalu, iklannya sich begitu !!! untuk mencegah siswa contekan atau bocoran soal dibuat dengan 5 type soal (wacananya sih 20 type) tapi sayangnya setelah diteliti ternyata soalnya cuma itu-itu saja, hanya nomor soalnya yg dibuat secara acak. Sebenarnya maunya BNSP apa sich ??? kalo mau buat 5 type soal, ya benar-benar 5 type bukan cuma nomornya yg diputar-putar, bukankah orang-orang BNSP yang kasih tahu kalo satu indikator soal bisa dibuat beberapa soal, nah kenapa soal UN tidak dibuat dengan berbagai macam soal, toh yang penting tidak keluar dari indikator soal, kalau begini BNSP tidak konsisten dengan apa yang diajarkan kepada para guru. atau mungkin BNSP menganggap UN cuma proyek yang penting digelar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komen nya...