
Bisa dibayangkan apa jadinya jika sebuah kapal berlayar ditengah lautan maha luas tanpa dilengkapi alat yang namanya kompas. Sebagai alat navigasi kompas menjadi pegangan para awak kapal kemana kapal akan dibawa. Demikianlah sebagai ilustrasi ditengah kuatnya arus globalisasi yang membawa dampak bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Pegangan hidup mutlak diperlukan.
Dengan pegangan hidup suatu bangsa tidak akan terombang-ambing oleh pengaruh apapun yang dapat merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan pegangan hidup itu pula suatu bangsa dapat memfilter pengaruh budaya yang dapat merusak jati dirinya.
Sebaliknya suatu bangsa tanpa memiliki pegangan hidup bisa dipastikan tidak akan dapat bertahan lama karena bangsa tersebut dapat dipermainkan oleh pengaruh-pengaruh yang datang dari luar, laiknya seperti sebuah kapal yang dipermainkan ombak ditengah lautan.
Kehadiran Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa adalah merupakan sarat mutlak yang tidak bisa ditawar-menawar. Kecuali jika Indonesia yang ingin dicita-citakan bukan Indonesia yang terlahir pada 17 Agustus 1945.
Barangkali bubarnya Uni Soviet, Majapahit ataupun Sriwijaya, tiga negara besar ini menjadi cermin betapa pandangan hidup Pancasila sebuah keharusan bagi bangsa Indonesia jika ingin terus eksis berdiri sebagai sebuah bangsa ditengah-tengah pergulatan global dengan segala dampak ataupun pengaruhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
jangan lupa komen nya...